Rabu, 03 Februari 2016

MENGEMBALIKAN KARAKTER BANGSA



MENGEMBALIKAN KARAKTER BANGSA
            Indonesia sedang dalam keadaan darurat bukan masalah ekonomi, sosial ataupun  politik melainkan masalah degradasi moral yang sedang menjangkiti  Indonesia, degradasi moral yang terjadi di Indonesia karena berbagai faktor mulai dari teknologi, pendidikan yang di ajarkan tentang agama berkurang berbagai fenomena yang terjadi di Indonesia yang marak terjadi yaitu mengenai pelecehan ,merupakan satu bukti kecil Indonesia dalam krisis moral dan karakter yang lain sikap sopan santun terhadap orang tua, gotong royong  dan yang lainya Indonesia dulu di kenal sebagai Negara yang memiliki karakter  dan berbudaya sekarang mulai tergerus zaman karakter dan budaya  kita dulu menjadi kekuatan sekarang  diganti dengan budaya western kebarat baratan yang memiliki kebebasan yang tidak baik di ikuti sebagai Negara timur yang berbudaya oleh nya itu pola pikir masyarakat Indonesia perlu kita tanamkan sejak kecil dengan pendidikan karakter dan akhlak yang baik sehingga Indonesia mampu kembali menjadi bangsa yang berbudaya dan punya malu.
            Dalam era globalisasi sekarang banyak hal yang berbau hal sangat negatif, yang menyebabkan remaja kita menjadi remaja pengikut dari semua hal yang menjadi produk globalisasi. di era posmodernisme mulai dari berbagai hal dalam konteks yang kekinian Indonesia berbagai fakta yang menunjukan bahwa itu adalah produk barat mulai dari  makanan,pakaian dan clubbing sampai sampai pada konteks sex yang menjadi hal yang lumrah kita temukan di kota- kota metropolitan. yang di anggap sebagai hal yang tidak gaul kalau tidak melakukan dan memakai hal yang menjadi produk tersebut, remaja sekarang mulai berani melakukan hal hal yang dahulunya menjadi perasaan malu bagi kita untuk melakukanya dan tapi sekarang menjadi  hal menjadi hal yang lumrah mulai dari sex sampai pemakaian obat obat terlarang dan menjadi produk halal bagi sebagaian remaja kita walaupun hal ini memiliki hal yang negative bagi dirinya sendiri.
            Dala era posmodernisme di abad 21 ini penjajahan bangsa barat bukan lagi dengan menggunakan konteks 3G(gold,gospel,glory) tapi menggantinya dengan 3F(food,fashion dan fantasi)dan bagaimana budaya barat mulai merasuki dengan tiga hal tersebut:
1.food
Berbicara makanan merupakan hal yang esensial bagi manusia tanpa makanan kita tidak bisa melakukan hal hal yang bersifat fisik maupun non fisik makanan bagi remaja kita sekarang bukan hanya sebagai hal yang mengenyangkan atau pemenuhan kebutuhan biologis dalam teori piramida hierarki maslow tapi gaya gayaan dan pamer kepada teman, karena dalam perspektif remaja tempat adalah segalanya dan itu mempengaruhi paradigma  berpikir anak- anak  muda zaman sekarang dengan makan di tempat tempat elit kita akan di anggap sebagi orang yang berada Walaupun orang itu keluarga sederhana ataupun tak punya, contoh sekarang makanan jungfood mulai berekspansi di Negara kita dan itu milik para kaum liberal contoh mcd dan kfc. analogi kecil kita gunakan kita pasti lebih merasa banggga ketika kita menenteng barang kfc daripada makanan pinggir jalan apalagi dalam keramaian.
2.fashion
            Fashion selalu memiliki kohesi yang nyata dengan food, karena kalau keduanya tidak di satukan seakan ada yang hilang dalam remaja kita sekarang pakain pakain produk luar negeri mulai menjamur di pasar dalam negeri, kita mulai dari brend yang kw samapi ori dibeli demi sebuah pemuas nafsu dan gengsi kepada teman teman, fashion benar benar menjadi representasi dari hedonisme remaja kita walaupun pakaian banyak di rumah dan tak terpakai namun demi trend dan mau di sebut fashionabel dia rela membeli walaupun harganya selangit, berbicara tentang pakain anak muda sekarang sekan bangga dengan apa yang dia pakai walaupun terasa aneh bagi bagi bangsa yang memiliki norma ketimuran mulai pakaian yang seronok dan kekurangan bahan serta mengumbar aurat yang khas pakaian barat.
3.fantasi
            Fantasi atau clubbing bagi remaja menjadi hal yang lumrah dan menjadi kebanggan tanpa memperhatikan efek negatif  bahwa dalam clubbing itu banyak efek negatif  mulai dari pemakain obat obat terlarang, sampai free sex dalam konteks clubbing kita sering mendengar dari remaja kita bahwa dalam clubbing itu menciptakan halusinasi yang tingggi bagi penikmatnya dan setelahnya itu kita bisa melakukan hal hal yang kita sadari.
Dalam bukunya idris apandi,M,pd revolusi mental berbasis  pendidikan karakter dia menjelaskan Di tengah fenomena semakin menurunnya karakter bangsa, pendidikan karakter perlu semakin dikuatkan melalui jalur pendidikan formal, informal, dan nonformal. Keluarga, sekolah dan masyarakat menjadi tiga institusi penting yang perlu bersinergi dalam menginplementasikan pendidikan karakter. Salah satu cara untuk mengembalikan jati diri dan karakter bangsa adalah melalui revolusi mental. Perubahan pola pikir menjadi kunci utama dalam revolusi mental. Perlu proses, kesungguhan dan komitmen untuk cepat berubah. Selain factor manusianya, juga perlu disiapkan system yang membuat masyarakat mau mengubah atau memperbaiki mentalitasnya. Dalam buku ini ungkapkan gagasan dan pemikiran dalam rangka revolui mental sebagai upaya merekonstruksi jati diri dan karakter bangsa Indonesia dengan berdasarkan kepada nilai-nilai agama, Pancasila, Undang-undang Dasar 1945 dan budaya lokal.
Indonesia yang berkepribadian yang kita banggakan dan cita citakan tidak lagi terpatri dalam benak setiap anak remaja Indonesia karena pengaruh budaya Indonesia telah melebur menjadi budaya kebarat baratan remaja Indonesia, kita mulai lupa dengan identitasnya bangsa yang berbudaya dan mencintai produk dalam negerinya sendiri berbagai faktor tadi yang di jelaskan merupakan hal yang dalam konteks kecil dan kekinian yang merasuki mainsed anak remaja sekarang dan mengabaikan norma di masyarakat merupakan hal yang nyata bagi remaja sekarang etika yang di tanamkan orang tua mulai tergerus oleh zaman yang penuh pembodohan dan imajinatif, selalu ada cara bangsa barat bagaimana cara merusak tatanan  bangsa Indonesia yang memiliki kekebasan beragama dan menjadi Negara muslim terbesar di dunia, pertanyaan yang mendasar bagi remaja sampai kapan kita jadi pengikut budaya orang?
            Hal yang menjadi dasar dan tameng yang perlu kita perhatikan adalah bagaimana kita kembalikan kepada keluarga sebagai pemebentuk pertama karakter anak setelah lingkungan sekitar, bagaimana bimbingan dan nasehat serta contoh yang baik sebagai hal yang fundamental bagaimana pengajaran agama di sekolah bukan hanya sebatas pemenuhan jam mengajar, tapi bagaimana remaja bisa mengaplikasi pelajaran agama, serta  norma dan budaya yang berkepribadian  dan  bagimana pemerintah saatnya memulai mengaplikasikan revolusi mental bukan hanya sebatas slogan dan iklan politik tapi kita mulai dengan pendidikan karakter agar generasi Indonesia jadi  generasi berkarakter kuat yang berbudaya ke Indonesia yang berlandaskan pancasila.
             



0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda