MENGEMBALIKAN KARAKTER BANGSA
MENGEMBALIKAN KARAKTER BANGSA
Indonesia sedang dalam keadaan
darurat bukan masalah ekonomi, sosial ataupun
politik melainkan masalah degradasi moral yang sedang menjangkiti Indonesia, degradasi moral yang terjadi di
Indonesia karena berbagai faktor mulai dari teknologi, pendidikan yang di
ajarkan tentang agama berkurang berbagai fenomena yang terjadi di Indonesia
yang marak terjadi yaitu mengenai pelecehan ,merupakan satu bukti kecil
Indonesia dalam krisis moral dan karakter yang lain sikap sopan santun terhadap
orang tua, gotong royong dan yang lainya
Indonesia dulu di kenal sebagai Negara yang memiliki karakter dan berbudaya sekarang mulai tergerus zaman
karakter dan budaya kita dulu menjadi
kekuatan sekarang diganti dengan budaya
western kebarat baratan yang memiliki kebebasan yang tidak baik di ikuti
sebagai Negara timur yang berbudaya oleh nya itu pola pikir masyarakat
Indonesia perlu kita tanamkan sejak kecil dengan pendidikan karakter dan akhlak
yang baik sehingga Indonesia mampu kembali menjadi bangsa yang berbudaya dan
punya malu.
Dalam era globalisasi sekarang
banyak hal yang berbau hal sangat negatif, yang menyebabkan remaja kita menjadi
remaja pengikut dari semua hal yang menjadi produk globalisasi. di era
posmodernisme mulai dari berbagai hal dalam konteks yang kekinian Indonesia
berbagai fakta yang menunjukan bahwa itu adalah produk barat mulai dari makanan,pakaian dan clubbing sampai sampai
pada konteks sex yang menjadi hal yang lumrah kita temukan di kota- kota
metropolitan. yang di anggap sebagai hal yang tidak gaul kalau tidak melakukan
dan memakai hal yang menjadi produk tersebut, remaja sekarang mulai berani
melakukan hal hal yang dahulunya menjadi perasaan malu bagi kita untuk
melakukanya dan tapi sekarang menjadi hal menjadi hal yang lumrah mulai dari sex
sampai pemakaian obat obat terlarang dan menjadi produk halal bagi sebagaian
remaja kita walaupun hal ini memiliki hal yang negative bagi dirinya sendiri.
Dala era posmodernisme di abad 21
ini penjajahan bangsa barat bukan lagi dengan menggunakan konteks
3G(gold,gospel,glory) tapi menggantinya dengan 3F(food,fashion dan fantasi)dan
bagaimana budaya barat mulai merasuki dengan tiga hal tersebut:
1.food
Berbicara makanan merupakan hal
yang esensial bagi manusia tanpa makanan kita tidak bisa melakukan hal hal yang
bersifat fisik maupun non fisik makanan bagi remaja kita sekarang bukan hanya
sebagai hal yang mengenyangkan atau pemenuhan kebutuhan biologis dalam teori
piramida hierarki maslow tapi gaya
gayaan dan pamer kepada teman, karena dalam perspektif remaja tempat adalah
segalanya dan itu mempengaruhi paradigma
berpikir anak- anak muda zaman
sekarang dengan makan di tempat tempat elit kita akan di anggap sebagi orang
yang berada Walaupun orang itu keluarga sederhana ataupun tak punya, contoh
sekarang makanan jungfood mulai berekspansi di Negara kita dan itu milik para
kaum liberal contoh mcd dan kfc. analogi kecil kita gunakan kita pasti lebih
merasa banggga ketika kita menenteng barang kfc daripada makanan pinggir jalan apalagi
dalam keramaian.
2.fashion
Fashion selalu memiliki kohesi yang
nyata dengan food, karena kalau keduanya tidak di satukan seakan ada yang
hilang dalam remaja kita sekarang pakain pakain produk luar negeri mulai
menjamur di pasar dalam negeri, kita mulai dari brend yang kw samapi ori dibeli demi sebuah pemuas nafsu dan gengsi
kepada teman teman, fashion benar benar menjadi representasi dari hedonisme
remaja kita walaupun pakaian banyak di rumah dan tak terpakai namun demi trend
dan mau di sebut fashionabel dia rela
membeli walaupun harganya selangit, berbicara tentang pakain anak muda sekarang
sekan bangga dengan apa yang dia pakai walaupun terasa aneh bagi bagi bangsa
yang memiliki norma ketimuran mulai pakaian yang seronok dan kekurangan bahan
serta mengumbar aurat yang khas pakaian barat.
3.fantasi
Fantasi atau clubbing bagi remaja
menjadi hal yang lumrah dan menjadi kebanggan tanpa memperhatikan efek negatif bahwa dalam clubbing itu banyak efek negatif mulai dari pemakain obat obat terlarang,
sampai free sex dalam konteks clubbing kita sering mendengar dari remaja kita
bahwa dalam clubbing itu menciptakan halusinasi yang tingggi bagi penikmatnya
dan setelahnya itu kita bisa melakukan hal hal yang kita sadari.
Dalam bukunya
idris apandi,M,pd revolusi mental berbasis
pendidikan karakter dia menjelaskan Di tengah fenomena semakin
menurunnya karakter bangsa, pendidikan karakter perlu semakin dikuatkan melalui
jalur pendidikan formal, informal, dan nonformal. Keluarga, sekolah dan
masyarakat menjadi tiga institusi penting yang perlu bersinergi dalam
menginplementasikan pendidikan karakter. Salah satu cara untuk mengembalikan
jati diri dan karakter bangsa adalah melalui revolusi mental. Perubahan pola
pikir menjadi kunci utama dalam revolusi mental. Perlu proses, kesungguhan dan
komitmen untuk cepat berubah. Selain factor manusianya, juga perlu disiapkan
system yang membuat masyarakat mau mengubah atau memperbaiki mentalitasnya.
Dalam buku ini ungkapkan gagasan dan pemikiran dalam rangka revolui mental sebagai
upaya merekonstruksi jati diri dan karakter bangsa Indonesia dengan berdasarkan
kepada nilai-nilai agama, Pancasila, Undang-undang Dasar 1945 dan budaya lokal.
Indonesia yang berkepribadian
yang kita banggakan dan cita citakan tidak lagi terpatri dalam benak setiap
anak remaja Indonesia karena pengaruh budaya Indonesia telah melebur menjadi budaya
kebarat baratan remaja Indonesia, kita mulai lupa dengan identitasnya bangsa yang
berbudaya dan mencintai produk dalam negerinya sendiri berbagai faktor tadi
yang di jelaskan merupakan hal yang dalam konteks kecil dan kekinian yang
merasuki mainsed anak remaja sekarang
dan mengabaikan norma di masyarakat merupakan hal yang nyata bagi remaja
sekarang etika yang di tanamkan orang tua mulai tergerus oleh zaman yang penuh
pembodohan dan imajinatif, selalu ada cara bangsa barat bagaimana cara merusak
tatanan bangsa Indonesia yang memiliki
kekebasan beragama dan menjadi Negara muslim terbesar di dunia, pertanyaan yang
mendasar bagi remaja sampai kapan kita jadi pengikut budaya orang?
Hal yang menjadi dasar dan tameng
yang perlu kita perhatikan adalah bagaimana kita kembalikan kepada keluarga
sebagai pemebentuk pertama karakter anak setelah lingkungan sekitar, bagaimana
bimbingan dan nasehat serta contoh yang baik sebagai hal yang fundamental
bagaimana pengajaran agama di sekolah bukan hanya sebatas pemenuhan jam
mengajar, tapi bagaimana remaja bisa mengaplikasi pelajaran agama, serta norma dan budaya yang berkepribadian dan
bagimana pemerintah saatnya memulai mengaplikasikan revolusi mental
bukan hanya sebatas slogan dan iklan politik tapi kita mulai dengan pendidikan
karakter agar generasi Indonesia jadi
generasi berkarakter kuat yang berbudaya ke Indonesia yang berlandaskan
pancasila.
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda